Nadiem: Pemangkasan RPP Jadi 1 Lembar Dorong Guru Berinovasi
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, menyederhanakan format Rencana klik disini Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari 13 komponen menjadi tiga komponen. Kebijakan ini dilakukan untuk meringankan beban administrasi guru.
Ketiga komponen yang dimuat dalam RPP versi sederhana tersebut antara lain tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen atau penilaian pembelajaran. Ketiganya cukup ditulis dalam satu lembar saja.
Menurut Nadiem, kualitas pembelajaran bukan ditentukan oleh banyaknya RPP, melainkan oleh kemerdekaan guru dalam berinovasi. Dalam hal ini, guru dapat mengembangkan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan anak didiknya.
“Pembelajaran yang berkualitas bukan ditentukan oleh berlembar-lembar RPP, tetapi kemerdekaan guru untuk berkreasi, mengembangkan pendekatan belajar yang memprioritaskan kebutuhan murid,” ucap Nadiem melalui unggahan di Instagram @nadiemmakarim, seperti dikutip, Kamis (28/4/2022).
Nadiem menjelaskan, poin terpenting dalam RPP adalah proses refleksi guru terhadap ketercapaian rencana pembelajaran. Sehingga, penyusunan RPP tidak sekadar untuk kebutuhan administrasi.
“Yang penting mengenai RPP itu bukan hanya penulisannya. Sebenarnya esensinya RPP atau lesson plan adalah proses refleksi daripada guru itu. Pada saat dia menulis suatu RPP, dia laksanakan di kelas besoknya, dia kembali kepada RPP itu untuk melakukan refleksi. Tercapai nggak apa yang saya maksudkan,” jelas Nadiem.
Kebijakan penyederhanaan RPP ini telah diluncurkan dalam Merdeka Belajar episode pertama pada 2019 lalu. Hal ini juga tertuang dalam Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Berdasarkan surat edaran tersebut, penyusunan RPP dilakukan dengan prinsip efisien, efektif, dan berorientasi pada murid. Baik sekolah maupun guru diberikan kebebasan untuk memilih, membuat, menggunakan, dan mengembangkan format RPP secara mandiri dalam mewujudkan keberhasilan belajar murid.
Adapun, RPP yang telah dibuat sebelumnya tetap dapat digunakan dan dapat disesuaikan dengan kebijakan penyederhanaan ini.
Trik Gampang Menulis Esai LPDP ala Alumni Imperial College London
Esai merupakan salah satu elemen penting dalam melamar beasiswa. Kesuksesan seseorang dalam mendaftar beasiswa juga diukur melalu esai.
Sayangnya masih banyak pelamar yang kurang piawai dalam menulis esainya. Adapun alumni beasiswa LPDP, Nisa Sri Wahyuni menyebutkan ada 3 tips menulis esai yang baik untuk meningkatkan peluang meraih beasiswa.
Apa saja tips itu? Berikut adalah penjelasannya
Pahami Diri Sendiri
Tips menulis esai yang pertama adalah memahami diri sendiri sendiri. Maksudnya adalah menceritakan diri berdasarkan pengalaman, kelebihan, kekurangan, serta kontribusi ke depannya untuk ditulis dalam esai beasiswa.
“Jadi, pelamar harus bisa memahami diri mereka sendiri dan menuliskan semua topik tersebut dengan baik,” ujar peraih gelar magister di Imperial College London, yang dilansir dari laman ITS, Rabu (13/4/2022).
Jujur dengan Apa yang Ditulis
Memahami diri sendiri harus dimulai dengan bersikap jujur. Maksudnya adalah tidak merekayasa atau memanipulasi topik-topik yang ada di dalam esai. Nisa menjelaskan kejujuran esai harus mencerminkan kejujuran penulisnya.
Kejujuran selanjutnya adalah menuliskan kontribusi setelah meraih beasiswa. Kontribusi yang dimaksudkan yaitu menulis sesuai dengan kapasitas diri masing-masing yang terkait dengan topik.
Hal itu nantinya akan memudahkan pelamar untuk mengimplementasikannya setelah meraih beasiswa.
“Dan jangan lupa untuk menjelaskan alasan kenapa kalian ingin berkontribusi seperti itu,” papar Nisa.
Topik Harus Spesifik
Topik yang ditulis dalam esai harus ditulis dengan fokus dan spesifik tidak harus sangat rinci. Pada bagian pengalaman misalnya, cukup menulis satu atau dua pengalaman saja dengan kesan yang paling berpengaruh bagi perkembangan diri pelamar yang perlu diangkat ke dalam esai.
“Pelamar harus cerdas dalam memilih dan menuliskan pengalamannya agar pembaca yakin bahwa pelamar layak untuk mendapat beasiswa,” kata Nisa.
Nisa berpesan agar seluruh pelamar beasiswa berusaha sebaik mungkin dalam proses seleksi beasiswa terutama saat menulis esai.